Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk satuan seni keprajuritan atau bregada khusus untuk kawasan Malioboro. Namanya Bregada Rakyat Malioboro. Tugasnya mulai dari membantu menjaga kawasan Malioboro di Kota Yogyakarta sampai menghibur wisatawan.
Sekretaris DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, ada empat satuan bregada yang akan menjaga kawasan Malioboro menjelang libur Natal dan tahun baru ini. Empat bregada tersebut, yakni Bregada Saeka Kapti, Bregada Wirososro, Bregada Rekso Winongo, dan Bregada Suryatmaja.
Tugas empat bregada adalah berjaga setiap akhir pekan, yakni pada Sabtu dan Minggu, mulai pukul 15.30 hingga 21.00 WIB. Mereka menyebar per lima pasang prajurit di lima titik kawasan Malioboro.
“Selama ini seni keprajuritan seperti bregada menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik,” kata Aji di Yogyakarta pada Rabu, 15 Desember 2021. “Keberadaan Bregada Rakyat Malioboro ini menjadi magnet baru bagi wisatawan di kawasan Malioboro.”
Aji menjelaskan, keberadaan seni bregada di masyarakat Yogyakarta yang tersebar di lima kabupaten/kota, tak lepas dari kuatnya budaya Keraton Yogyakarta dan Pura Pakualaman. “Saat berlangsung Festival Bregada, kalau tidak dibatasi, jumlahnya bisa lebih dari 500 satuan bregada,” katanya.
Setiap satuan Bregada Rakyat Malioboro sudah mulai bertugas sejak awal Desember 2021. Keberadaan mereka terbukti menarik minat wisatawan. Tak sedikit yang memotret mereka saat sedang berbaris hingga mengajak foto bersama.
Selain membantu menjaga keamanan dan sebagai wujud kesenian, setiap prajurit harus memiliki pengetahuan tentang pariwisata. Dengan begitu, wisatawan dapat berinteraksi dan bregada menjadi pemandu yang mampu memberikan informasi dengan baik.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Rahardjo mengatakan, satuan Bregada Rakyat Malioboro ini juga bisa menjadi bagian dari berbagai kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan. Satu lagi tugas bregada saat pandemi Covid-19 ini, menurut Singgih, sebagai pengawas protokol kesehatan di kawasan Malioboro.
“Jadi, para prajurit ini adalah ikon parwisata, agen promosi pariwisata, membantu pengamanan, dan mengawasi penerapan protokol kesehatan,” kata Singgih. “Apabila ada wisatawan yang tidak pakai masker, tidak menjaga jarak, berkerumun, langsung ingatkan.”